SEJARAH
a) Bangsa Arab
¢ Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Hisyam bin Abdul Malik] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Sulaiman bin Al Ghasil] telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin Umar bin Qatadah] dia berkata; saya mendegar [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:
"Sekiranya ada pengobatan yang baik untuk kalian jadikan sebagai obat, maka itu ada terdapat pada bekam dan sengatan api panas (terapi dengan menempelkan besi panas di daerah yang luka) namun aku tidak menyukai kay (terapi dengan menempelkan besi panas pada daerah yang luka)."
"Sekiranya ada pengobatan yang baik untuk kalian jadikan sebagai obat, maka itu ada terdapat pada bekam dan sengatan api panas (terapi dengan menempelkan besi panas di daerah yang luka) namun aku tidak menyukai kay (terapi dengan menempelkan besi panas pada daerah yang luka)."
Pada zaman dahulu di daerah Arab, jika terkena luka (akibat senjata: sabetan pedang, panah, dll) ada kebiasaan untuk menghilangkan infeksi yang terjadi. Luka yang besar akibat senjata tersebut, jika tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan kematian. Pada zaman dahulu belum diketahui apa itu infeksi, tetapi telah diketahui metode yang dapat mengurangi infeksi. Salah satu metodenya adalah dengan menempelkan besi panas.
b. Perancis
¢ Ambroise Pare (1537) seorang ahli bedah Perancis. Mengobati luka tembak dengan pembalut yang dibasahi dengan kuning telur, terpentin dan bahan lain.
Ilustrasi Pengobatan oleh Ambroise Pare |
¢ Fungsi terpentin = pembakar kimia
¢ Fungsi kuning telur = mensuplai enzim lisosim sebagai antibakteri.
c. Ignatz Semmelweis (1818 – 1865)
¢ Mengamati insiden demam puerpurelis dalam bangsal obstetri yang dikelola dokter lebih tinggi dibandingkan oleh bidan.
Ilustrasi di bangsal obstetri
Hal ini disebabkan para dokter kurang memperhatikan mencuci tangan mereka. Sehingga beliau menganjurkan untuk mempergunakan chlorinated lime untuk mencuci tangan.
d. Inggris
¢ Joseph Lister (1827 – 1912) adalah seorang ahli bedah Inggris. Beliau mencari cara agar mengurangi kematian karena torehan luka bedah. Hampir 45% pasiennya sendiri meninggal setelah pembedahan. (catatan tahun 1864).
¢ Joseph Lister (1827 – 1912) adalah seorang ahli bedah Inggris. Beliau mencari cara agar mengurangi kematian karena torehan luka bedah. Hampir 45% pasiennya sendiri meninggal setelah pembedahan. (catatan tahun 1864).
Ilustrasi Pembedahan Joseph Lister |
¢ Pada saat itu disinfeksi belum dikenal, tetapi asam karbolat (fenol) sudah diketahui dapat membunuh bakteri. Cara yang dilakukan Lister dengan larutan tersebut adalah dengan merendam alat-alat bedah dan menyemprotkannya di ruang bedah.
Sangat membantu. Salam blogger :)
BalasHapus